Wednesday, January 31, 2007

Pasien DBD di Lampung Meningkat Empat Kali Lipat
Laporan Wartawan Kompas Helena Fransisca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Pasien demam berdarah dengue yang dirawat di sejumlah rumah sakit Bandar Lampung terus bertambah. Sampai dengan tanggal 30 Januari 2007, pasien DBD tercatat 733 orang dengan empat pasien DBD meninggal dunia atau naik empat kali lipat dari periode yang sama Januari 2006, 147 pasien.

Kepala Sub Dinas Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dinas Kesehatan Lampung Diah Iskraini, Selasa (30/1) mengatakan, dari pasien sejumlah itu, 150 orang sampai hari ini masih dirawat di sejumlah rumah sakit di Bandar Lampung.

RSU Abdul Moeloek (RSUAM) merawat 54 pasien DBD. RS Advent 29 pasien, RS DKT merawat 14 pasien, RS Urip Sumoharjo merawat 33 pasien, RS Imanuel merawat 14 pasien, RS Bumi Waras merawat 5 pasien, dan RS Graha Husada merawat 17 pasien.

Sementara catatan total sejak awal Januari hingga 30 Januari 2007, RSUAM merawat 90 pasien DBD. RS Advent merawat 200 pasien, RS DKT merawat 39 pasien, RS Urip Sumoharjo merawat 145 pasien, RS Imanuel merawat 139 pasien, RS Bumi Waras merawat 74 pasien, dan RS Graha Husada merawat 54 pasien.
Diah mengatakan, dalam kondisi normal, peningkatan jumlah pasien sekitar 20—25 persen. Sementara saat ini sudah 400 persen dari tahun lalu.

Kebanyakan, pasien DBD yang dirawat di sejumlah rumah sakit di Bandar Lampung berasal dari Bandar Lampung dan Metro. Ia berharap, upaya Dinas Kesehatan seperti memberantas sarang nyamuk (PSN) di 13 kecamatan di Bandar Lampung bisa bermanfaat untuk menekan jumlah pasien yang terus meningkat.

Direktur RS Imanuel Andreas Andoko secara terpisah mengatakan, kejadian yang merupakan siklus lima tahun sekali ini patut diwaspadai. Jumlah pasien DBD yang dirawat di RS Imanuel saat ini tercatat luar biasa banyak dibandingkan dengan jumlah pasien DBD yang dirawat pada Januari 2006. Untuk itu, pengelola rumah sakit terus menyiagakan dokter dan perawat sampai serangan DBD mereda. ”Harus ada yang siap on call,” katanya.

Manajer Humas RS Imanuel Tri Herlianto mengatakan, dokter dan perawat siap dipanggil itu sangat diperlukan mengingat DBD tidak saja menyerang Lampung, namun sudah meluas hingga ke sejumlah daerah lain di Indonesia. Penyiapan dokter siap panggil menjadikan rumah sakit mampu mengatasi pasien secara cepat. ”Kami sudah kekurangan tempat, meski tidak sampai ke lorong-lorong rumah sakit,” katanya.

Selain menyediakan dokter dan perawat siaga, RS Imanuel juga sudah menyediakan donor darah siaga. Sekitar 200 orang pendonor darah dengan berbagai golongan darah saat ini tercatat dalam database bank donor RS Imanuel. Sehingga setiap kali pasien membutuhkan darah, dengan cepat darah yang dibutuhkan pasien bisa siap.

Kondisi demikian tercatat juga di Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Bandar Lampung. M Aditia, dokter pada unit transfusi darah PMI Bandar Lampung mengatakan, permintaan kantung darah sejak satu bulan terakhir terus meningkat. Namun demikian, PMI masih bisa memenuhi permintaan tersebut.

No comments: